BAB X
Masyarakat dan Agama
1.
Pengertian Agama
Agama menurut kamus besar
bahasa indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan
peribadatan kepada Tuhan Yang Maha kuasa serta tata kaidah yang berhubungan
dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
Kata “agama” berasal dari
bahasa sanksekerta yang berarti tradisi , sedangkan kata lain untuk menyatakan
konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa latin religio dan
berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti mengikat kembali .
Maksudnya dengan bereligi seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan .
Dalam UUD 1945 pasal 29 ayat 1 dan 2 negara
kita sangat menjunjung tinggi tentang masalah agama yang berbunyi : ayat (1)
negara berdasar atas ketuhanan Yang Maha Esa , ayat (2) negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu [1][1].
2.
Pengertian
agama menurut para ahli
1. M. Hasbi Alshiddiqy : “tuntunan hidup yang
melengkapi segala segi dan suatu peruangan untuk memperoleh kekayaan dunia dan
kesentosaan akhirat .
2. Emile durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem
yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan
hyal yang suci .
Manusia memiliki kemampuan terbatas ,
kesadaran dan pengakuan akan keterbatasannya menjadiakn keyakinan bahwa ada
sesuatu yang luar biasa diluar dirinya . sesuatu yang luar biasa itu tentu
berasal dari sumber yang luar biasa juga.
Dan sumber yang luar biasa itu ada
bermacam-macam sesuai dengan bahasa manusia sendiri . misal Tuhan , God , atau menyebut
sifat-Nya saja seperti yang maha kuasa , ingkang murbeng dumadi . de weldadige
, dan lain-lain .
Keyakinan itu membawa manusia untuk mencari
kedekatan diri kepada Tuhan dengan cara menghambakan diri , yaitu :
1. Menerima segala kepastian yang menimpa diri
dan sekitarnya dan yakin berasal dari Tuhan .
2. Menaati segenap ketetapan , aturan , hukum
dll yang di yakini berasal dari Tuhan .
Dengan demikian
diperoleh keterangan yang jelas , bahwa agama itu penghambaan manusia kepada
Tuhannya .
3.
Cara beragama
Berdasarkan cara beragamanya :
·
Tradisional , yaitu
cara beragama berdasarkan tradisi . Cara ini mengikuti cara beragama nya nenek
moyang , leluhur atau orang-orang dari angkatan sebelumnya. Pada umumnya kuat
dalam beragama , sulit menerima hal-hal
keagamaan yang baru atau pembaharuan. Apalagi bertukar agama bahkan tidak ada
minat . Dengan demikian kurang dalam
meningkatkan ilmu amal keagamaannya .
·
Formal , yaitu cara
beragama berdasarkan formalitas yang berlaku di lingkungan atau masyarakatnya.
Cara ini biasanya mengikuti cara beragama orang yang berkedudukan tinggi atau
punya pengaruh , pada umumnya tidak kuat dalam beragama . Mudah mengubah cara
beragamanya . Mudah bertukar agama jika memasuki lingkungan atau masyarakat yang lain agamanya.
·
Rasional , yaitu cara
beragama berdasarkan penggunaan rasio sebisanya. Untuk itu mereka selalu
berusaha memahami dan menghayati ajaran agama dengan pengetahuan , ilmu ,dan
pengamalannya .
·
Metode pendahulu ,
yaitu cara beragamaberdasarkan penggunaan akal dan hati (perasaan) di bawah
wahyu ,untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran agamanya
dengan ilmu ,pengamalan dan penyebaran (dakwah). Merekaselalu mencari ilmu dulu
kepada orang yang di anggap ahlinya dalam ilmu agama yang memegang teguh ajaran
asli yang di bawa oleh utusan misalnya Nabi atau Rasul sebelum mereka
mengamalkan , mendakwahkan dan bersabar (berpegang teguh) dengan itu semua .
4.
Unsur-unsur agama
Menurut leight ,keller dan cahoun ,
agama terdiri dari beberapa unsur pokok :
a) Kepercayaan agama , yakni suatu prinsip
yang di anggap benar tanpa ada keraguan lagi
b) Simbol agama , yakni identitas agama yang
di anut umatnya.
c) Praktik keagamaan , yakni hubungan vertikal
antara manusia dengan Tuhan-NYA , dan hubungan horizontal antar umat manusia
atau sosial .
d) Pengalaman keagamaan
e) Umat beragama
5.
Fungsi Agama
a) Sumber pedoman hidup bagi individu maupu
kelompok
b) Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan edan manusia dengan
manusia.
c) Merupakan tuntunan tentang prinsip benar
atau salah
d) Pedoman mengungtkapkan rasa kebersamaan .
e) Pedoman perasaan keyakinan .
f) Pedoman keberadaan .
g) Pengungkkapan estetika (keindahan)
h) Pedoman rekreasi dan hiburan.
i)
Memberikan identitas
kepada manusia sebagai umat dari suatu agama .
6.
Agama di Indonesia
Enam agama besar yang paling banyak di anut di
indonesia , yaitu agama islam ,krieten ,katolik ,hindu budha dan lain-lain.
Sebelumnya pemerintah indonesia pernah melarang pemeluk konghucu melakanakan
agamanya secara terbuka. Namun , melalui keppress no. 6/2000 , pressiden
abdurrahman wahid mencabut larangan tersebut .
7.
Makna agama
Makna agama yang ajeg dan komprehensif ini di ambil
dari pengertian agama (defenisi agama) yang diuraikan didalam hadits , bertanya
pada Muhammad Saw tentang iman (aspek akidah) ,islam (aspek syariat/hukum
Tuhan) dan ihsan(aspek moral/akhlak) . Dan Nabi Muhammad Saw . berkata “itu adalah jibril yang mengajarkan
manusia tentang dien (agama) mereka . (HR Bukhari dan Muslim )[2][2]
B. MASYARAKAT
1. Pengertian
Masyarakat adalah suatu sistem sosial yang
menghasilkan kebudayaan (Soerjono Soekanto, 1983). Sedangkan agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan , Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa “tiap-tiap penduduk diberikan
kebebasan untuk memilih dan mempraktikkan kepercayaannya” dan “menjamin
semuanya akan kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya”.
Pemerintah, bagaimanapun, secara resmi hanya mengakui enam agama , yakni Islam
, Protestan , Katolik , Hindu , Buddha dan Konghucu .
Dengan banyaknya agama maupun aliran
kepercayaan yang ada di Indonesia, konflik antar agama sering kali tidak terelakkan.
Lebih dari itu, kepemimpinan politis Indonesia memainkan peranan penting dalam
hubungan antar kelompok maupun golongan. Program transmigrasi secara tidak
langsung telah menyebabkan sejumlah konflik di wilayah timur Indonesia .
Berdasar sejarah, kaum pendatang telah menjadi
pendorong utama keanekaragaman agama dan kultur di dalam negeri dengan
pendatang dari India, Tiongkok, Portugal, Arab, dan Belanda. Bagaimanapun , hal
ini sudah berubah sejak beberapa perubahan telah dibuat untuk menyesuaikan
kultur di Indonesia.
2.
Pengertian Masyarakat Menurut Para Ahli
1. Peter l. Berger
Definisi masyarakat adalah suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas sifatnya. Keseluruhan yang kompleks sendiri berarti bahwa keseluruhan itu terdiri atas bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan .
2. Karl Marx
Masyarakat ialah keseluruhan hubungan - hubungan ekonomis, baik produksi maupun konsumsi, yang berasal dari kekuatan-kekuatan produksi ekonomis, yakni teknik dan karya
3. Gillin
Masyarakat adalah kelompok manusia yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan .
3.
Unsur Unsur Masyarakat
Golongan Sosial
a.
Timbulnya Golongan Sosial
Sejak manusia hidup bersama dalam masyarakat dan selama dalam masyarakat ada
sesuatu yang dihargai , baik benda ekonomis (kekayaan), kekuasaan, keturunan,
ilmu pengetahuan dsb , maka sesuatu yang dihargai tersebut akan menjadi bibit
timbulnya sistem penggolongan sosial atau pelapisan sosial dalam masyarakat.
Masyarakat telah mengenal sistem pembagian atau penggolongan masyarakat sejak
dahulu. Aristoteles telah menyatakan bahwa dalam setiap negara selalu
terdapat tiga unsur yaitu orang kaya sekali, orang melarat , dan orang yang
berada di tengahnya.
Golongan sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya sebagai hasil
proses pertumbuhan masyarakat
b. Pengertian
Golongan Sosial
Secara teoritis manusia sama derajatnya, tetapi dalam kenyataan hidup di
masyarakat ada penghargaan yang berbeda terhadap sekelompok manusia berdasarkan
kelebihan yang dimiliki seperti: kekayaan, kekuasaan , pendidikan dan
keturunan. Adanya penilaian yang berbeda ini menimbulkan terjadinya
pengelompokan masyarakat yang selanjutnya dikenal dengan nama golongan sosial
(istilah sosiologinya: stratifikasi sosial / pelapisan sosial ) .
Koentjaraningrat
mengartikan golongan sosial adalah kesatuan manusia yang ditandai oleh
ciri-ciri tertentu dan memiliki identitas sosial serta idealisme . Ikatan
identitas sosial muncul karena adanya kesadaran identitas sebagai reaksi atas
pandangan pihak luar terhadap golongan sosial tersebut atau dapat pula terjadi
karena golongan sosial tersebut terikat oleh suatu sistem nilai , norma dan
adat istiadat tertentu.
Pitirim A. Sorokin menggunakan istilah pelapisan sosial yaitu pembedaan
penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat/hierarkhis.
Perwujudannya dikenal dengan adanya kelas sosial tinggi (upper class)
contohnya: pejabat , penguasa , dan pengusaha; kelas sosial menengah (middle
class) contohnya: dosen , pegawai negeri , pengusaha kecil dan menengah ;
kelas sosial rendah (lower class)
contohnya: buruh , petani , dan pedagang kecil.
D. Pembagian
golongan dalam masyarakat
Berdasarkan karakteristik golongan sosial di atas , maka terdapat beberapa
pembagian golongan sosial sebagai
berikut :
1). Sistem Golongan
Sosial dalam Masyarakat Pertanian (Agraris) , di dasarkan pada hak dan pola kepemilikan tanah, terbagi menjadi :
Golongan Atas : para
pemilik tanah pertanian dan pekarang untuk rumah tinggal (penduduk inti) .
Goongan Menengah :
para pemilik tanah pekarangan dan rumah tapi tidak memiliki tanah pertanian
(kuli gendul) .
Golongan Bawah : orang
yang tidak memiliki rumah atau pekarangan (inding ngisor).
2). Sistem Golongan
Sosial pada Masyarakat Feodal , di dasarkan pada hubungan kekerabatan dengan
raja/kepala pemerintahan , terbagi menjadi :
Golongan Atas : kaum
kerabat raja atau bangsawan.
Golongan Menegah :
rakyat biasa (kawula) .
3). Sistem Golongan
Sosial pada Masa Pemerintahan Kolonial , meliputi
Golongan Eropa ,
merupakan lapisan atas , terdiri orang Belanda , Eropa , Jepang .
Golongan Timur Asing
tediri keturunan China dan Arab.
Golongan Bumi Putera ,
merupakan lapisan bawah , tediri dari pribumi atau bangsa Indonesia asli .
4). Sistem Golongan
Sosial dalam Masyarakat Industri , meliputi :
Golongan teratas
terdiri para pengusaha besar atau pemilik modal , direktur, komisaris
Berdasarkan bidang ekonomi , penggolongan masyarakat
dibedakan menjadi :
1). Penggolongan
masyarakat berdasarkan atas kepemilikan harta, yang terdiri tiga golongan , yaitu :
1. Golongan
atas yang terdiri orang-orang kaya .
2. Golongan
menengah terdiri orang-orang yang sudah dapat mencukupi kebutuhan pokoknya .
3. Golongan
bawah yang terdiri orang-orang miskin .
2). Penggolongan
masyarakat berdasarkan profesi / mata pencaharian, yang terdiri enam golongan , yaitu :
a) Golongan
elite , yaitu orang-orang kaya , yang punya kedudukan/pekerjaan terpandang.
b) Golongan
profesional , yaitu mereka yang bergelar sarjana dan yang berhasil dalam dunia
profesinya.
c) Golongan
semi professional , yang terdiri pedagang , teknisi , pegawai kantor.
d) Golongan
tenaga trampil , seperti tukang cukur , pekerja pabrik , juru tulis.
e) Tenaga
semi terlatih , seperti sopir , pelayan restoran.
f) Tenaga
tidak terlatih , seperti pembantu rumah tangga , tukang kebun.
Jenis-jenis kelompok
sosial dalam masyarakat dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1).
Berdasarkan Identifikasi Diri, dikenal adanya in group dan out group.
In group adalah kelompok sosial
yang dijadikan tempat oleh individu untuk mengidentifikasi dirinya. In group
sering dikaitkan dengan istilah “kami atau kita” dan pada umumnya didasarkan
pada faktor simpati dan perasaan dekat dengan anggota kelompoknya. “ Sedangkan Out group
adalah kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai lawan in
group-nya .
Out group sering dihubungkan dengan istilah”mereka” .
Sikap out group ditandai oleh suatu sikap antipati .
2).
Berdasarkan hubungan kedekatan anggota, teridentifikasi adanya kelompok primer
(primary group) . Menurut Charles
Horton Cooley kelompok primer/primary group adalah kelompok sosial
yang paling sederhana, anggotanya saling mengenal, serta terdapat kerjasama
yang erat dan bersifat pribadi, interaksi sosial berlangsung secara tatap muka
(face to face) .Contohnya: keluarga, kelompok bermain .
4.
Perkumpulan
(Asosiasi)
a.
Pengertian perkumpulan
Perkumpulan atau asosiasi adalah kesatuan manusia yang dibentuk secara sadar
untuk tujuan-tujuan khusus Terbentuknya perkumpulan dilandasi oleh kesamaan
minat tujuan, kepentingan, pendidikan,
keahlian profesi, atau agama. Perkumpulan merupakan suatu organisasi buatan
yang bersifat formal, dengan jumlah anggota relatif terbatas , memiliki
kepentingan-kepentingan tertentu , hubungan antar anggota tidak bersifat
pribadi , memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
b.
Bentuk-bentuk Perkumpulan
Bentuk-bentuk
perkumpulan dalam masyarakat dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1) Berdasarkan
sifat hubungan anggotanya , terbentuk kelompok sekunder (secondary group)
. Contohnya: negara,
bangsa dan suku.
2) Berdasarkan sifat organisasi, terbentuk organisasi formal
(formal group) yaitu kesatuan manusia yang tergabung dalam sebuah
organisasi yang memiliki peraturan tegas yang sengaja diciptakan oleh
anggotanya untuk mengatur hubungan antar sesama. Contohnya : perkumpulan mahasiswa , perkumpulan
organisasi massa, instansi
pemerintah, dsb.
C. Hubungan Agama dalam Masyarakat
Kaitan agama
dengan masyarakat dapat
mencerminkan tiga tipe , meskipun tidak menggambarkan sebenarnya secara utuh
(Elizabeth K. Nottingham, 1954) :
A. Masyarakat yang terbelakang dan nilai-nilai sakral.
Masyarakat tipe ini kecil, terisolasi dan terbelakang
. Anggota masyarakat menganut agama
yang sama. Oleh karenanya keanggotaan mereka dalam masyarakat dan dalam kelompok keagamaan
adalah sama . Agama menyusup ke dalam
kelompok aktivitas yang lain. Sifat-sifatnya :
1. Agama memasukkan
pengaruhnya yang sacral ke dalam system nilai masyarakat secara mutlak.
2. Dalam keadaan lain selain keluarga relatif belum berkembang ,
agama jelas menjadi fokus utama bagi pengintegrasian dan persatuan dari
masyarakat secara keseluruhan.
B. Masyarakat praindustri yang sedang berkembang.
Keadaan
masyarakatnya tidak terisolasi , ada perkembangan teknologi yang lebih tinggi
dari pada tipe pertama. Agama memberikan
arti dan ikatan kepada system nilai dalam tiap mayarakat ini , tetapi pada saat
yang sama lingkungan yang sacral dan yang sekular itu sedikit-banyaknya masih
dapat dibedakan.
DAFTAR PUSTAKA
-
Buku Ilmu Sosial Dasar edisi revisi , penulis
: Drs H Abu Ahmadi cetakan ke 5desember 2009 . Penerbit : PT Rineka Cipta,
Jakarta
-
http://juliaandrianiputri.blogspot.com/2011/11/pengertian-pelapisan-sosial-dan.html
-
http://mohammadandika.wordpress.com/2010/11/08/isd-6/
-
http://abiand.wordpress.com/tugas/5-pelapisan-sosial-dan-kesamaan-derajat/
-
http://eliana-hubunganagamadanmasyarakat.blogspot.com/
-
http://celoteh-galang.blogspot.com/2012/10/apa-penduduk-masyarakat-kebudayaan.html
-
http://lalayulia.blogspot.com/2011/10/pengertian-penduduk-masyarakat-dan.html
0 komentar:
Posting Komentar